Manusia dan Harapan
A. Pengertian
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan cip-taan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan cip-taan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.
Maka
bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan
bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha.
Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa,
atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan
dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan.
Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita
punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai
perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita
maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita
dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan
I.
Definisi harapan
Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu
terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai
menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap
manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri
sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.
Contoh;
Budi
seorang mahasiswa universitas terbuka,ia belajar dengan rajin dengan harapan
agar nantinya sewaktu ujian semester ia memperoleh nilai A.
Menurut
kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta
dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan kebutuhan manusia tersebut , abraham
maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5 macam atau disebut juga 5
harapan manusia, yaitu;
1.harapan
untuk memperoleh kelangsungan hidup
2.harapan
untuk memperoleh keamanan
3.hak
untuk mencintai dan dicintai
4.harapan
diterima lingkungan
5.harapan
memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam
mencukupi kebutuhan kodrat maupun kebutuhan, manusia membutuhkan orang laen
II.HARAPAN
SEBAGAI FENOMENA NASIONAL
Artinya
harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun
berada.mengutip pandangan A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and personality
, mas abhoe dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok
dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan
,keinginan,serta emossi seseorang. kebutuhan indifidu dapat dapat dijabarkan
lebih lanjut menjadi:
a)kebutuhan
organik individu
1.kebutuhan
individu bernilai positive
2.kebutuhan
individu bernilai negative
b)
Kebutuhan psikologi individu
1)kebutuhan
psikologi indifidu bersifat positif
III.KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan sesuatu
kebenaran. Kepercayaan ialah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. Kebenaran menurut Peodjawiyatna adalah merupakan cita
– cita orang yang tahu, dalam hal ini kebenaran merupakan kebenaran logis,
sehingga manusia selalu memilih sebelum melakukan tindakan apakah tindakan ini
salah atau benar menurut keyakinannya.
Dalam
bidang logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan objek yang diketahui
(kebenaran logis). kebenaran logis disebut juga kebenaran objektif dan
kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika tidak ada persesuaian
antara putusa dan objeknya yang diketahui, maka terdapat dua kemungkinan,
yaitu:
1.
orang yang mengutarakan putusan keliru
2. orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.
2. orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.
Dasar
kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena
itu keepercayaan dibedakan atas:
1.
kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan pada
setiap pribadi manusia. hakikatnya kepercayaan kepada tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
3. Kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan kepada tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak
2. Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
3. Kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan kepada tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak
IV.
Manusia dan Harapan
Harapan
itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan
pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai
berikut:
a.
harapan apa yang baik
b.
bagaimana mencapai harapan itu
c.
bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Jika
manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat
juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat
tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara
dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari
ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
V.
Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan
Dalam
hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya
yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara
lain terdapat nilai budaya meliputi:
a.
nilai kejuangan dan semangat pengorbanan,
yaitu
nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti
kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b.
nilai kerumahtanggaan
yaitu
nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c.
Nilai kemandirian kaum wanita
Yaitu,
Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.
VI.
Harapan Terakhir
Dalam
hidup di dunia, manusia didadapkan pada persoalan yang beragam baik itu masalah
positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan hidup tersebut manusia
perlu belajar dari manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki
kehidupan yang sejahtera menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal
dari generation spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan
sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan
duniawi namun juga ada yang sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran
kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin bahwa mereka akan mati. Dunia
serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan hidup abadi di alam akhirat.
Dengan
pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi di akhirat,
manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah Tuhan melalui
agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang diberikan-Nya. Manusia
menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk yang tidak berdaya di hadapan
Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkannya demi kehidupan
yang abadi di akherat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di neraka dan
bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah yang
merupakan harapan terakhir manusia.
Sumber:
http://theviq.blogspot.com/2009/04/ibd-manusia-dan-harapan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar